Kamis, 17 Maret 2011

Pencemaran Air Sungai di Sekitar Pelabuhan Ikan di Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan. Karena kegiatan manusia, pencermaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan. Pencemaran terjadi dimana-mana, seperti contoh di Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu sentra utama penghasil ikan laut Indonesia. Bidang perikanan merupakan sumber penghidupan atau matapencaharian penting bagi masyarakat kabupaten Banyuwangi dan sebagai primadona potensi sumber daya alam yang sangat penting dan sangat besar potensinya bagi kabupaten Banyuwangi dan industri yang ada perikanan yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Industri  perikanan itu sudah mengarah menjadi suatu industri berskala besar yang dapat diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatakan pendapatan asli daerah Kabupaten Banyuwangi.
Perindustrian tersebut selain membawa pengaruh yang positif juga membawa pengaruh negatif, yaitu pencemaran air sungai, untuk lengkapnya bisa di unduh atau di lihat  di sini

Rabu, 09 Maret 2011

Fieldtrip Malang


Malang, kota kecil di Jawa Timur yang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Bisa di lihat dari sarana dan prasarana yang ada di kota ini. Berbagai tingkat pendidikan tersedia di kota ini.
Pada tanggal 2 Maret 2011, kami mahasiswa Geografi off L mengadakan Fieldtrip di kota Malang ini. Kami mengelilingi kota Malang. Dan kami melihat di sepanjang jalan Ijen hingga jalan Kawi terdapat bangunan-bangunan yang berbau kolonial Belanda. Akan tetapi pada pemukiman penduduk di baliknya, itu sudah berbau Indonesia. Itu bisa dilihat dari bentuk atap. Bentuk atap bangunan Belanda lebih miring dibanding dengan bentuk atap rumah di Indonesia pada umumnya.
Kota Malang memiliki sentral kota, seperti halnya kota-kota lainnya yang berada di Jawa, yaitu berupa alun-alun. Penempatan alun-alun ini disesuaikan dengan kondisi topografi sekitarnya. Topografi di alun-alun ini tergolong datar sehingga di alun-alun ini cocok sekali dijadikan sebagai CBD. Terdapat berbagai sarana dan prasarana di sekitar alun-alun ini, baik pusat pemerintahan. Sekolah, tempat beribadah, penginapan, kantor pos, bank dan mall.
Dulunya alun-alun ini berupa lapangan. Bangunan yang ada di sekitar dibangun secara bertahap. Bangunan yang pertama dibangun di alun-alun ini adalah kantor pemerintahan (1924) kemudian tempat beribadah (sekitar tahun 1926).
Alun-alun Malang merupakan salah satu RTH Malang (sebagian dari 14% dari RTH Malang). Pembangunan alun-alun ini tergolong cukup baik, terdapat resapan air agar tidak terjadi banjir ketika hujan turun. Selain itu juga terdapat beberapa tumbuhan, sehingga alun-alunini tersa dingin dan nyaman.